Skip to main content

EKSTRAKSI

EKSTRAKSI

1. Ekstraksi Cair-cair
ekstraksi cair-cair sangat berguna dalam pemisahan antara dua cairan yang berbeda sifat-sifatnya. untuk melakukan proses ekstraksi ini peralatan yang digunakannyapun sangat sederhana dan mudah didadapat di laboratorium kimia analitik, organik, maupun laboratorium lainnya. proses ekstraksi ini sangat mudah dilakukan untuk mendapatkan larutan/senyawa murni yang diharapkan. pada dasarnya pemisahan yang dilakukan melalui alat corong pisah tersebut didasarkan pada seberapa cepatnya partisi-partisi antar dua komponen dapat berpisah membentuk dua fasa. kedua fasa tersebut memiliki komponen-komponen yang berbeda oleh karena itu komponen tersebut tidak bercampur satu sama lain. dari kedua fasa tersebut, salah satunya akan dianalis berdasarkan konsentrasinya. kedua fasa yang terbentuk itu dinamakn fasa organik dan fasa cair. 
akibat terjadinya proses partisi antara kedua larutan maka dapat dihasilkan yang namanya koefisien distribusi (KD). yang dirumuskan :

Saq   <------>  Sorg

KD = [Sorg]
           [Saq]

proses ekstraksi sudah dikenal sejak dahulu, proses ini yang nantinya dapat mengantarkan ke suatu metode yang lebih populer lagi dan sangat berkembang pesat saat ini yaitu metode kromatografi. salah satu ekstraksi yang mengantarkan  pada metode kromatografi yaitu dinamakan dengan ekstraksi craig. ekstraksi ini pada zaman dahulu digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa memiliki sifat yang berbeda.

Comments

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga berkah.

Popular posts from this blog

Struktur Protein: Primer, Sekunder, Tersier dan Kuartener

  STRUKTUR PRIMER Struktur primer merupakan struktur protein paling sederhana. Struktur primer ditandai dengan urutan asam amino yang tersusun secara linear dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–amino dengan gugus α–karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida (Berg et al. , 2006). Struktur ini dapat menentukan urutan suatu asam amino dari suatu rantai polipeptida (Voet & Judith, 2009). Struktur primer protein dengan urutan Tyr-Gly-Gly-Phe-Leu dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Struktur primer protein yang tersusun atas Tirosin (Tyr), Glisin (Gly), Glisin (Gly), Fenilalanin (Phe), dan Leusin (Leu) STRUKTUR SEKUNDER Struktur sekunder protein merupakan kombinasi antara struktur primer yang distabilkan oleh ikatan kimia, salah satunya adalah ikatan hidrogen antara gugus karboksil dan gugus amina di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder adalah α-helix, β-pleated sheet dan turn. Str

ASAM AMINO DAN STRUKTUR SERTA SIFAT-SIFATNYA

ASAM AMINO Asam amino merupakan komponen penyusun protein, setiap asam amino terdiri dari gugus karboksilat   (-COOH)  dan gugus amino serta yang membedakan asam amino satu dengan asam amino lainnya yaitu dengan adanya rantai samping (R). Sruktur umum asam amino seperti Gambar 1 berikut. Gambar 1. Struktur umum asam amino . Dari Gambar 1 telihat bahwa: Atom C pusat dinamai atom C α  (" C-alfa ") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C α , senyawa tersebut merupakan asam α- amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia dari masing-masing rantai samping penyusun asam amino. Hal ini karena adanya rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar. STEREOISOMER ASAM AMINO Stereoisomer merupakan suatu bentuk senyawa yang sama strukturnya dalam hal penataan ruang namun berbeda posisi unsur-unsur penyusunnya. St

Struktur dan Fungsi Protein

PROTEIN PEPTIDA Protein merupakan suatu polimer yang dibentuk oleh asam-asam amino. Asam amino akan terhubung dengan asam amino lainnya melalui gugus α- karboksil. Ikatan antara asam amino satu dengan asam amino lainnya melalui gugus α- karboksil dinamakan dengan ikatan peptida atau ikatan amida. Pembentukan ikatan peptida antara dua asam amino dinamakan dengan dipeptida (Gambar 1). Gambar 1 . Pembentukkan ikatan peptida. Gabungan dari dua asam asam amino diikuti oleh lepasnya satu molekul air. ( Sumber: Biochemistry, 7th Edition W.H. Freeman and Company ) Dari reaksi kesetimbangan pada Gambar 1, reaksi lebih condong ke kiri atau ke arah degradasi ikatan peptida. Karena pada saat proses pembentukkan (biosintesis) ikatan peptida reaksi membutuhkan energi yang cukup besar sehingga proses biosintesis berlangsung sangat lambat, sedangkan ketika proses degradasi dipeptida ke bentuk asam amino, energi yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Dengan demikian, proses degradasi ikata