Skip to main content

4 Macam Buah Jeruk. Apa saja kandungannya?


Jeruk merupakan salah satu jenis buah yang sangat populer di dunia, bahkan semua orang di dunia ini tidak akan asing dengan buah yang satu ini. Ada lebih dari 100 varietas buah jeruk yang berbeda. Rasa dari buah jeruk juga bervariasi antara rasa manis dan asam. Seperti lemon dan jeruk nipis, kedua jenis jeruk tersebut memiliki rasa yang sangat asam sehingga membuat mulut Anda mengerut. 

Semua jenis buah jeruk yang biasa Anda konsumsi sebenarnya merupakan hasil persilangan dari tiga buah jeruk alami seperti jeruk bali (pomelo), jeruk mandarin dan jeruk sitrun. Semua jenis buah jeruk seperti oranges, lemon, jeruk nipis, dan jeruk bali termasuk dalam famili Rutaceae. Ada 4 jenis buah jeruk yang populer yang di bahas dalam artikel ini termasuk pembahasan kandungan kimia jeruk tersebut:


Jeruk Mandarin (Citrus reticulata)


Gambar 1. Jeruk mandarin

Jeruk Mandarin merupakan salah satu buah jeruk yang digunakan dalam pengembangan jeruk hibrida. Jeruk Mandarin terlihat mirip dengan jeruk keprok. Jika dibandingkan dengan jeruk manis, jeruk mandarin memiliki bentuk yang lebih kecil, lebih gepeng dan rasanya lebih manis. Jeruk mandarin berasal dari negara Cina dengan nama ilmah Citrus reticulata.

Kulit jeruk mandarin memiliki berbagai macam senyawa kimia seperti tangeraxantin, tangeritin, terpinen-4-ol, Terpineolene, Tetradecanal, Threonine, Thymol, Thymyl- methyl-ether, Tryptophan, Tyrosine, Cis-3-hexenol, Cis-carveol, Citric-acid, Citronellal, Citronellic-acid, Citronellyl-acetate, Cystine, Decanal, Decanoic- acid, Decanol, Nobiletin. Salah satu senyawa yang memiliki aktivitas antikanker dalam kulit jeruk mandarin adalah senyawa tangeritin dan nobiletin. Tangeritin dan nobiletin merupakan senyawa methoxyflavone yang mempunyai potensi sebagai agen antikanker. 

Gambar 2. Tangeritin

Gambar 3. Nobiletin

Jeruk Manis (Citrus x sinensis)

Gambar 4. Jeruk manis (orange)

Jeruk manis atau orange adalah salah satu buah jeruk yang paling digemari di seluruh dunia karena rasanya yang manis dan banyak manfaatnya. Jeruk manis memiliki ukuran bervariasi mulai dari yang berukuran kecil (berasal dari varietas Hamlin) hingga berukuran besar dengan kulit yang tebal. Jeruk ini berasal dari Cina, namun sekarang menjadi salah sau buah yang paling banyak dibudidayakan di dunia.


Jeruk Lemon (Citrus limon)

Gambar 5. Jeruk lemon

Jeruk lemon berbeda dengan jeruk nipis, karena jeruk lemon memiliki warna kuning sedangkan jeruk nipis berwarna hijau. Jeruk lemon berasal dari India Timur atau Cina. Biasanya buah jeruk lemon di konsumsi dengan cara di buat jus. Jeruk lemon rata-rata mengandung 65% vitamin C untuk kebutuhan vitamin C harian Anda.

Setiap 100 gram lemon terdapat 29 kalori; 1,1 gram protein; 0,3 gram lemak; 2,9 gram gula alami; dan 2,8 gram serat. Jeruk lemon memiliki kandungan utama gula dan asam sitrat. Kandungan lainnya seperti flavonoid, limonen, asam folat, tanin, Vitamin (C, A, B1) dan mineral (K dan Mg). Kulit lemon mengandung limonen (90%), citral (5%), minyak esensial (6%) dan sejumlah kecil senyawa-senyawa lainnya seperti citronelall, alfa-terpineol, dan geranyl acetate.


Jeruk Nipis (Citrus x aurantiifolia)

Gambar 6. Jeruk nipis

Jeruk nipis merupakan buah jeruk berwarna hijau yang memiliki rasa asam seperti jeruk lemon. Jeruk nipis pada umumnya selain memiliki kulit hijau juga memiliki daging buah berwarna kuning kehijauan. Jeruk ini berasal dari Asia Tenggara.

Jeruk nipis juga selain mengandung banyak vitamin C juga mengandung limonen yang banyak manfaatnya. Sebenarnya limonen terdapat dalam semua jenis jeruk namun yang membedakannya adalah kadar dan bentuk konformasi kimia dari senyawa limonen tersebut.



Comments

Popular posts from this blog

Struktur Protein: Primer, Sekunder, Tersier dan Kuartener

  STRUKTUR PRIMER Struktur primer merupakan struktur protein paling sederhana. Struktur primer ditandai dengan urutan asam amino yang tersusun secara linear dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–amino dengan gugus α–karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida (Berg et al. , 2006). Struktur ini dapat menentukan urutan suatu asam amino dari suatu rantai polipeptida (Voet & Judith, 2009). Struktur primer protein dengan urutan Tyr-Gly-Gly-Phe-Leu dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Struktur primer protein yang tersusun atas Tirosin (Tyr), Glisin (Gly), Glisin (Gly), Fenilalanin (Phe), dan Leusin (Leu) STRUKTUR SEKUNDER Struktur sekunder protein merupakan kombinasi antara struktur primer yang distabilkan oleh ikatan kimia, salah satunya adalah ikatan hidrogen antara gugus karboksil dan gugus amina di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder adalah α-helix, β-pleated sheet dan turn. Str

ASAM AMINO DAN STRUKTUR SERTA SIFAT-SIFATNYA

ASAM AMINO Asam amino merupakan komponen penyusun protein, setiap asam amino terdiri dari gugus karboksilat   (-COOH)  dan gugus amino serta yang membedakan asam amino satu dengan asam amino lainnya yaitu dengan adanya rantai samping (R). Sruktur umum asam amino seperti Gambar 1 berikut. Gambar 1. Struktur umum asam amino . Dari Gambar 1 telihat bahwa: Atom C pusat dinamai atom C α  (" C-alfa ") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C α , senyawa tersebut merupakan asam α- amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia dari masing-masing rantai samping penyusun asam amino. Hal ini karena adanya rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar. STEREOISOMER ASAM AMINO Stereoisomer merupakan suatu bentuk senyawa yang sama strukturnya dalam hal penataan ruang namun berbeda posisi unsur-unsur penyusunnya. St

Struktur dan Fungsi Protein

PROTEIN PEPTIDA Protein merupakan suatu polimer yang dibentuk oleh asam-asam amino. Asam amino akan terhubung dengan asam amino lainnya melalui gugus α- karboksil. Ikatan antara asam amino satu dengan asam amino lainnya melalui gugus α- karboksil dinamakan dengan ikatan peptida atau ikatan amida. Pembentukan ikatan peptida antara dua asam amino dinamakan dengan dipeptida (Gambar 1). Gambar 1 . Pembentukkan ikatan peptida. Gabungan dari dua asam asam amino diikuti oleh lepasnya satu molekul air. ( Sumber: Biochemistry, 7th Edition W.H. Freeman and Company ) Dari reaksi kesetimbangan pada Gambar 1, reaksi lebih condong ke kiri atau ke arah degradasi ikatan peptida. Karena pada saat proses pembentukkan (biosintesis) ikatan peptida reaksi membutuhkan energi yang cukup besar sehingga proses biosintesis berlangsung sangat lambat, sedangkan ketika proses degradasi dipeptida ke bentuk asam amino, energi yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Dengan demikian, proses degradasi ikata